Mohon ampun itu indah dan bercahaya. Sebab Allah memeluk kita. Karenanya jangan segan-segan bertaubat, sebab Allah merindukan taubat kita, lebih dari seluruh sukacita kita. Sekedar kita beristighfar atau kembali, bahkan sekadar menyesali, pun, sudah merupakan rasa ampun dari-Nya.
Kita toch sudah lama beriman, sudah lama pula berbuat salah dan dosa. Apakah masih ada alasan lain untuk kita, agar kita jauh dari-Nya ? Bahkan jika makhluk-makhluk di seluruh jagad semesta ini berdosa semua, Allah akan tetap mengampuni. Sebaliknya jika tak satu pun makhluk Allah yang berbuat dosa, Allah pun akan menciptakan makhluk, yang berbuat dosa, agar Allah terus mengampuninya.
Atau jika dosa-dosa anda telah memenuhi langit dan bumi, itu pun Maha Ampun Nya, masih lebih besar dari dosa-dosa anda. Betapa murah Allah, dan betapa agung cinta dan kasih-Nya.
Hari-hari kita mestinya adalah hari-hari taubat. Karena setiap saat, setiap detik, antara cahaya dan kegelapan, antara dosa dan pahala, antara harap dan penyesalan saling berebut di hati anda. Bahkan jika hari ini pun anda menyesali apa yang anda lakukan, besokpun terulang kembali dosa yang sama dalam waktu dan tempat berbeda, atau dalam bentuk yang berbeda pula.
Allah Maha Tahu betapa sombongnya manusia, betapa lemahnya manusia, betapa fananya manusia, dan betapa banyaknya manusia yang mengeluh, betapa banyaknya manusia yang tidak bersyukur, betapa banyaknya manusia yang tidak menalarkan akal sehatnya, betapa banyaknya yang tidak mampu mengekang hawa nafsunya. Dan, dengan Kemaha Lembutan Kasih Sayang-Nya, Allah memanggil kita semua, dengan panggilan kemahalembutan dan kasih-Nya, "Wahai orang-orang yang beriman, kembalilah (bertaubat) kepada Allah kalian semua, wahai (hama-hamba-Ku) yang mengaku beriman, agar kalian semua bahagia." (QS.An-Nur (24): 31).
Lalu gelombang demi gelombang cahaya memancarkan pembersihan atas kegelapan-kegelapan kita. Gelombang air quddus memandikan kotoran-kotoran bumi kita, penyesalan menjadi pintu gerbang bagi haribaan-Nya, istighfar menjadi luapan paling indah dari Pelaku-Nya. sebab disanalah peleburan, penyirnaan, kefanaan, dan kehambaan maujud . "Akulah hamba dan Engkaulah Rabb."
Lalu Rasulullah menegaskan betapa lebih gembiranya Allah ketimbang seorang yang kehilangan kendaraan unta beserta seluruh hartanya, dalam drama yang mengenaskan, sampai lelah, ia terlunglaikan dalam lelap tidurnya. Ketika ia bangun dari lelap tidurnya, unta dan seluruh hartanya ada di depan mata. Allah lebih erat memeluknya ketimbang eratnya pelukan si fulan yang kehilangan harta benda, kemudian ada di depannya.
Lihatlah, seperti air gunung yang melimpah, bening bercahaya. Lihatlah seperti gulungan-gulungan ombak Kinasih-Nya yang mengejar seluruh apa pun yang membuat bergolak kecemburuan-Nya. Lihatlah kabut-kabut dan mega-mega tersingkap oleh Tangan-Tangan Kekuasaan-Nya, dan Senyuman Keabadian Yang Agung menerima kita semua, hamba-hamba Nya yang bertobat.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar dan komentarnya jangan bernada spam ya.