Malam minggu (4 Juli 2009) kemarin adalah malam pertama Kopdar (Kopi Darat) setelah resmi menjadi anggota DeNyut RC. Di DeNyut RC, aku anggota angkatan ke VIII. Ada gairah tersendiri untuk menemui sesama anggota, terutama anggota satu angkatan yang baru saja sama-sama dilantik, karena memang saat menjelang pelantikan, kita merasakan nasib yang sama, susah yang sama dan senang yang sama. Banyak hal yang kita ceritakan ulang terutama moment-moment “indah”, lucu, unik dan “menyebalkan” untuk dikenang. Diceritakan bukan oleh dan antar sesama rekan satu angkatan, tapi juga antar eks pantia ke anggota atau sebaliknya. Saling ejek, saling cela dan kelakar saling membela diri yang tidak serius terjadi di Kopdar kemarin.
Dari situ aku melihat, bahwa semangat persaudaraan yang sering digaung-gaungkan oleh “para pendahulu” tidak sekedar omong kosong. Jargon bahwa di DeNyut RC tak terdapat istilah “senior” atau “junior” memang benar adanya. Setiap orang bebas mengajukan pendapat dan mempertahankan pendapat. Setiap orang boleh bersuara dan membagi suara. Uniknya, meski etika tidak menjadi aturan organisasi, masing-masing anggota memegang moralnya sendiri-sendiri. Seruan Iwan Fals dalam tembangnya yang mengatakan bahwa moral dan etika tak perlu di doktrinkan, bahwa etika dan moral biarlah mereka masing-masing mencari sendiri-sendiri, benar-benar berlaku di DeNyut RC.
Disinilah DeNyut RC, sebagai organisasi berkumpulnya sekumpulan orang karena ada kesamaan hobi memiliki denyutnya sendiri. Denyut itu, denyut saling memiliki. Sehingga ketika A (misalnya) mempunyai sesuatu yang perlu dibagi, tanpa di pinta A membagi kepada B sebagai pihak yang perlu dibagi. Ini terjadi karena A melihat B sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Rasa memiliki diatas tidak sekedar teori. Pada Kopdar kemarin, ketika ban motor milik Andreas gembos, tak sedikit anggota DeNyut RC (baik yang telah lama dilantik maupun yang baru dilantik) yang turut merasakan kesusahan yang dialami Andreas. Bro Ujang (Ketum DeNyut RC ) berkenan menghentikan sementara pembicaraannya hanya sekedar untuk membahas masalah ban motor miliki Andreas. Malah Bro Proy, anggota yang telah lama dilantik (untuk menghindari istilah senior), bersedia membawa motor milik Andreas ke sebuah bengkel tambal ban yang ditunjukkan Bro Bugi, yang juga salah seorang eks panitia yang turut melantik Andreas beberapa minggu yang lalu. “Sini, sini. Ambilin helm gua !,” kata Bro Proy sambil memegangi honda tiger revolutioner milik Andreas, seolah tak ingin kehilangan kesempatan membantu kawan yang tengah mengalami “musibah”.
Ikhlaskah Bro Ujang, Bro Proy dan Bro Bugi ? Urusan (penilaian) ikhlas bukan urusan manusia. Lagi pula tidak kebaikan jika orang harus menunggu ikhlas melakukannya. Dan bukan-kah orang tidak perlu menunggu ikhlas untuk membantu sesamanya ?
Yang pasti, apa yang dilakukan Bro Ujang, Bro Proy dan Bro Bugi adalah sikap yang patut ditiru, setidaknya untuk diriku sendiri. Ini sikap yang harus terus di rawat dan nampaknya telah menginternal ke dalam tubuh (dan menjadi bagian dari denyut kehidupan organisasi) DeNyut RC.
Sebagai penutup catatan ini, tanpa bermaksud menggurui, konon kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat ibadat ritual semata. Shalat lima waktu atau ibadah ke Gereja di Hari Minggu hanya akan bermakna bila berbekas dalam kehidupan sosial dan dalam etika maupun moral di tengah-tengah manusia. Dan tolok ukur kesalehan atau ketaatan seseorang pada agama dan Tuhannya terletak pada output sosialnya; kasih sayang; sikap cinta kasih; kemesraan dengan orang lain; memberi dan membantu sesama.
Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta tercekik kelaparan yang tiada tara.
Nah. Denyut persaudaraan di DeNyut RC telah membuktikan, bahwa untuk menjadi “saleh”, orang atau organisasi tak membuktuhkan label-label keagamaan tertentu. Meski untuk saleh, orang atau organisasi tak perlu masuk ke DeNyut RC, akan tetapi orang atau orgnisasi akan menjadi saleh ketika masuk di DeNyut RC, siapa yang bisa melarang ?
DeNyut PERSAUDARAAN
By Unknown on Selasa, 29 September 2009
Suka dengan artikel ini? Silahkan bagikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar dan komentarnya jangan bernada spam ya.