.:. Kata-Kata Mutiara Hari Ini: "Pergilah keluh, ku tak mau berteman dengamu... Silahkan kesah, kau bukan takdirku... Mujahadah adalah temanku, dakwah adalah nafasku dan Allah adalah kasihku... Maafkan segala kesalahan...Bila Allah mengampuni dosa-dosamu, kamu pasti bertobat...Bila Allah menerimamu, kamu pasti bertaqarrub dengan ikhlas kepada-Nya...Bila Allah mengingatmu, kamu pasti berdzikir kepada-Nya...Bila Allah menunjukkan kemuliaan-Nya padamu, kamu pasti merasa hina-dina dihadapan-Nya...Bila Allah hendak mencukupimu, pasti kamu merasa faqir kepada-Nya...Bila Allah menunjukkan kekuatan-Nya padamu, pasti engkau lemah tidak berdaya...Bila Allah menunjukkan kekuasaan-Nya, pasti engkau tak memiliki kemampuan apa-apa...Bila Allah mencintaimu, kamu pasti mencintai-Nya...Bila Allah meridhoimu, engkau pasti ridho terhadap apapun ketentuan-Nya...Bila Allah mengangkat derajatmu, engkau selalu memasuki pintu-pintu taatmu...Bila Allah menghinamu, kamu pasti bermaksiat dan menuruti hawa nafsumu...Taat itu lebih utama dibanding pahalanya...Doa itu lebih utama dibanding ijabahnya...Istiqomah itu lebih utama dibanding karomahnya...Berjuang itu lebih utama dibanding suksesnya...Sholat dua rekaat itu lebih utama ketimbang syurga seisinya...Bertobat itu lebih utama ketimbang ampunan...Berikhtiar itu lebih utama ketimbang hasilnya...Bersabar itu lebih utama ketimbang hilangnya cobaan...Dzikrullah itu lebih utama dibanding ketentraman hati...Wirid itu lebih utama ketimbang waridnya...Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia " .:. ~~

Get Updates Via Email

Dapatkan update terbaru

dari Blog SufiUnderground langsung ke
Email anda!

Sunan Drajad


Oleh: Muhammad Shobari
Hawa di Paciran, Lamongan Jawa Timur, terasa pengap. Juga dibukit kecil tempat Sunan Drajad dimakamkan. Wali Allah itu tampaknya bersemayam dengan tenang dan nyaman. Seperti para wali yang lain, beliau dimuliakan, para peziarah mengucap salam dan mendoakan semoga Allah memberinya rahmat. Sebagian dari mereka bahkan mengagumi posisi spiritual dan histories  yang dimiliki sang wali.

Dalam dua bulan terakhir ini, saya sudah dua kali sowan kesitu. Saya didorong oleh kebutuhan sejarah dan wali-wali lain pun saya ziarahi dengan kekhusuyukan yang sama. Dimakam Sunan Drajad siang itu para peziarah seperti air mengalir. Mereka muncul dari halaman parkir ketempat wudhu, salat dimasjid, kemakam, berdoa dan keluar lagi satu-dua jam kemudian.

Bukan cuma buat memperkuat tenaga kreatif, melainkan juga buat membikin diri kita menjadi semakin peka. Kita mungkin merasa perlu belajar kembali untuk terpesona. Dari hari ke hari dalam beberapa tahun terakhir saya tiba-tiba merasa proses pendangkalan hidup sosial, politik dan kebudayaan kita menjadi sejenis siksaan kolektif yang tak bisa dihindari.

Tapi mungkin kita juga sudah sukar bersikap toleran. Komunikasi antar pribadi, terutama antara mereka yang berbeda faham keagamaan dan politik, sukar memperoleh tingkat kenyamanan yang khusyuk dan menyegarkan. Kita mungkin diam-diam sudah dikuasai sikap serba semu, serba lamis, basa-basi dan dangkal. Komunikasi politik resmi antar pemerintah dan rakyat dominan dengan warna petunjuk dan pengarahan itu wajib dilaksanakan dengan segenap tanggungjawab.
Dan barang siapa merengke, melawan pasti dituding melawan penguasa. Hidup kita di plot dengan dua warna, hanya hitam atau putih. Hidup kita menjadi kering dan dangkal. Komunikasi seni kita pun dangkal, film-film komedi konyol, gampangan dan murah mendominasi pasaran. Dan itulah bahan pendidikan kesenian kita. Itulah tawaran nilai, minimal nilai estetik yang bisa kita sodorkan kepada masyarakat.

Selebihnya, film-film cuma menawarkan tindak kekerasan dan lagu-lagu kita pun tidak menyirami rohani dan daya cipta kita. Kita rasanya seperti rombongan kafilah yang hidup dalam perjalanan kita serba darurat dan kelihatan terburu-buru. Kaum pemikir pun berpikir sangat buru-buru dan rela membayar mahal berupa kehilangan kedalaman renungan. Para penentu kebijakan merumuskan kebijakan secara buru-buru dan darurat. Target sasaran meleset, tak membuat mereka risau. Dan suasana dakwah keagamaan kita, dakwah lewat televise maupun diatas mimbar, dimana-mana didominasi sikap serba normative.

Agama, apapun agamanya memang berisi ajaran normative. Tapi bukankah tafsir dan cara pendekatan kreatif untuk membangkitkan spiritualitas umat sebenarnya lebih dibutukan.

Apa yang dilakukan kanjeng Sunan Drajad dimasa hidupnya ? Saya tidak tahu persis, tapi sebagian kecil peninggalannya membuat saya merenung, mungkin beliau dulu pernah menjadi obat yang bisa menyembuhkan penyakit sejarah dan peradaban pada zamannya.

Sunan Drajad jaya dimasa tegaknya dinasti Mataram. Kira-kira beliau seusia Panembahan Senopati. Saat itu kerjaan Islam surut, kraton tepi pantai pindah ke pedalaman dan perpindahan itu membawa implikasi serius, yakni rusaknya tradisi pantai yang terbuka, yang blak-blakan dan demokratis menuju kearah ketertutupan. Kraton pantai berubah menjadi kraton agraris yang dibangun diatas subasita dan sopan santun Jawa yang sangat bertakik-takik, yang membikin manusia yang satu tak sederajat dengan manusia lain.

Tantangan baru buat Islam lalu muncul. Islam ditanya, mampukah ia mengembalikan tatanan hidup kraton-kraton pedalaman ke dalam kraton pantai yang terbuka dan demokratis ? Sunan Drajad kelihatannya mencoba memberikan jawaban dengan caranya sendiri. Mungkin cara itu di sesuaikan dengan kondisi masyarakat Lamongan zaman itu. Tapi jelas rujukan dasarnya, pastilah apa yang dianggap idiil dalam keyakinan agamanya.

Apa yang idiil itu ? Sebagai orang Jawa saya kaget, sejakkecil saya akrab dengan ajaran moral yang dianggap milik orang Jawa dan sekarangpun saya masih berpikir begitu. Kemarin, dalam ziarah itu, saya temukan sumber ajaran itu ternyata Sunan Drajad, ajaran itu pertama, menehono teken wong kang wuto, artinya berilah ilmu agar orang menjadi pandai. Kedua, menohono pangan wong kang luweh, sejahterakan orang miskin. Ketiga, menohono busono marang wong kang wudo, ajarilah kesusilaan orang yang tak punya rasa malu. Keempat, menehono ngiyup marang wong kang kodhanan, berilah perlindungan orang-orang yang menderita.

Wali ini dikenal karena dakwahnya yang bersifat bilhaal, artinya beliau tidak cuma berpidato dan menyampaikan segenap ajaran dengan sikap normative. Beliau melakukan tindakan nyata dan rumusan ajaran moral itu siapa bilang tak mungkin diambil dari intisari tindakan dakwah bilhaal nya itu ?

Ada pelajaran yang tetap relevan diteruskan sekarang dan juga untuk masa depan. Dari keempat ajaran itu ada dua hal yang mungkin bisa menjadi obat bagi kita sekarang. 

Pertama, sekarang kita menjumpai banyak orang yang tak punya rasa malu. Ada orang yang menipu dengan rasa bangga. Ada orang yang sehari-hari berbicara rohani, tapi inti hidupnya diluar dunia rohani. Ada orang yang tiap saat berbicara keadilan tapi kredo hidupnya sangat memusuhi dan bertentangan dengan keadilan. Ada orang yang tiap saat bicara sikap anti kekerasan tapi hidupnya memuja kekerasan. Ada orang yang tiap hari bicara kemanusiaan tapi watak dasarnya anti kemanusiaan.

Kedua, perlindungan bagi orang yang menderita, dengan apa kita sekarang melindungi mereka ? kita tak bisa lagi memberi jaminan perlindungan itu. Mereka yang menderita karena buta hokum atau lemah posisi hukumnya di "makan" orang yang kuat. Kita tak bisa menjadikan hukum sebagai payung bagi mereka yang menderita. Padahal payung hukum itu yang mereka perlukan. Tapi ketika kepastian hukum ditegakkan, hukum itu menjadi srigala yang menelan mereka yang lemah dan ketakutan karena hukum tinggal menjadi pasal-pasal tanpa moralitas.

Di pengadilan yang diperdebatkan cuma logika "satu pasal dilawan pasal lain". Tapi semangat keadilan sudah mati, semangat itu bisa dibeli dengan rupiah, apalagi bila rupiahnya sangat banyak jumlahnya. Mbah Sunan Drajad, saya malu menatap batu nisanmu !                

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar dan komentarnya jangan bernada spam ya.

 
© 2010 SUFI UNDERGROUND powered by Blogger
Template by Fresh Blogger Templates | Blogger Tutorial | Re-Designed by: X-Lab Project