.:. Kata-Kata Mutiara Hari Ini: "Pergilah keluh, ku tak mau berteman dengamu... Silahkan kesah, kau bukan takdirku... Mujahadah adalah temanku, dakwah adalah nafasku dan Allah adalah kasihku... Maafkan segala kesalahan...Bila Allah mengampuni dosa-dosamu, kamu pasti bertobat...Bila Allah menerimamu, kamu pasti bertaqarrub dengan ikhlas kepada-Nya...Bila Allah mengingatmu, kamu pasti berdzikir kepada-Nya...Bila Allah menunjukkan kemuliaan-Nya padamu, kamu pasti merasa hina-dina dihadapan-Nya...Bila Allah hendak mencukupimu, pasti kamu merasa faqir kepada-Nya...Bila Allah menunjukkan kekuatan-Nya padamu, pasti engkau lemah tidak berdaya...Bila Allah menunjukkan kekuasaan-Nya, pasti engkau tak memiliki kemampuan apa-apa...Bila Allah mencintaimu, kamu pasti mencintai-Nya...Bila Allah meridhoimu, engkau pasti ridho terhadap apapun ketentuan-Nya...Bila Allah mengangkat derajatmu, engkau selalu memasuki pintu-pintu taatmu...Bila Allah menghinamu, kamu pasti bermaksiat dan menuruti hawa nafsumu...Taat itu lebih utama dibanding pahalanya...Doa itu lebih utama dibanding ijabahnya...Istiqomah itu lebih utama dibanding karomahnya...Berjuang itu lebih utama dibanding suksesnya...Sholat dua rekaat itu lebih utama ketimbang syurga seisinya...Bertobat itu lebih utama ketimbang ampunan...Berikhtiar itu lebih utama ketimbang hasilnya...Bersabar itu lebih utama ketimbang hilangnya cobaan...Dzikrullah itu lebih utama dibanding ketentraman hati...Wirid itu lebih utama ketimbang waridnya...Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia " .:. ~~

Get Updates Via Email

Dapatkan update terbaru

dari Blog SufiUnderground langsung ke
Email anda!

MEDITASIKU YANG GAGAL

By: Prie GS

Saudaraku. Saya selalu senang melihat orang-orang yang berpembawaan tenang. Saya malah suka terpesona melihat orang-orang yang begitu mudah tertidur. Masuk mobil, langsung tidur. Sementara penumpang lain tegang pada keganasan jalan raya, ei orang ini malah mendengkur dengan kerasnya. Enak sekali tampaknya.

Begitu juga dengan penumpang pesawat yang satu ini. Masuk. Menemukan korsi, memasang sabuk pengaman dan pulas seketika. Selama perjalanan kebetulan saya mengerti betul betapa enaknya tidur nyenyak, betapa tidak enaknya tidak bisa tidur dan betapa capeknya tidur tidak nyenyak. Karena ketiga keadaan ini sering saya alami.

Untuk menjadi orang yang tidak bermutu, orang yang mudah uring-uringan misalnya, suka mengutuki keadaan dan merasa bernasib malang, saya tidak memerlukan musibah besar. Melainkan cukup hanya dengan kekurangan tidur. Sebaliknya, bangun dari tidur yang bermutu sungguh mendorong kita untuk mudah bergembira. Batuk tetangga pun akan terdengar merdu ditelinga. Maka kekaguman saya kepada orang-orang yang tenang dan mudah tertidur itu, sungguh tidak terbantahkan.


Begitu ada kesempatan, tidak tahan bagi saya untuk menanyakan resepnya dengan segera. Ada diantara mereka yang mengaku memiliki bakat tidur mudah secara alamiah. Tetapi ada yang kemudahan tidur itu karena rajin berlatih. Meditasi adalah salah satunya, menurut beberapa kawan ini. Nah akhirnya meditasi itu pula yang akhirnya menjadi keinginan saya.

Apalagi di mata saya, ahli meditasi itu saya persepsikan sebagai orang yang selalu berhasil mengembalikan keadaan. Betapapun gentingnya keadaan itu, menjadi selalu dalam ketenangan. Hidup selalu berselancar dipantai yang tenang, disemilir angin dan kedamaian lembah yang amboi betapa indahnya. Itulah hidup yang selalu dijalankan dengan senyum mengembang, dengan kesabaran yang terjaga dan kebijaksanaan tanpa henti. Itulah senyum yang jejaknya saya temui pada diri para bijak dan para empu-empu rohani yang membuat saya selalu iri.

Karena iri saya pun tergoda untuk berlatih meditasi di pagi dan petang. Begitu saya telah duduk bersila, nafas saya tenang-tenangkan, bibir ini saya senyum-senyumkan bak orang bijak itu. Pada tarikan nafas pertama saya benar-benar serasa telah menjadi orang bijak. Tetapi pada tarikan nafas berikutnya, mulai seret dan nafas selanjutnya malah berkembang seperti orang terserang asma. Bayangan orang bijak dengan senyum sabar itu sudah bergeser ke pekerjaan yang semalam tertunda karena sebuah kelelahan itu.

Oh meditasi ini serasa salah waktu ! Karena pagi ini mestinya saya sudah harus merampungkan sebuah tulisan yang sudah pula ditunggu. Jadi betapapun baik saya merampungkan meditasi ini, betapapun tenang jiwa ini oleh sebuah kontemplasi tetapi telah jelas hitung-hitungannya, bahwa sehabis meditasi pekerjaan yang semalam sudah tertunda itu akan makin buruk saja keadaannya. Sebentar lagi pasti akan ada penelpon yang menagih. Dan saya harus menyiapkan alasan pembenaran.

Setelah alasan saya berikan orang itu pasti akan kecewa meskipun pura-pura mencoba memahami. Tetapi meskipun di pahami saya didalam hati pasti merasa bersalah diam-diam. Sebagai gantinya, saya pasti akan ngebut merampungkan keterlambatan itu. Dalam suasana seperti itu, jangankan koq menjadi orang bijak, bahkan tidak mengeluarkan sumpah serapahpun sudah merupakan keberuntungan. Loh meditasi saya itu koq malah cuma berbuah kekacauan. Dari pada kacau maka saya putuskan bangun secepatnya untuk mengetik dengan kesetanan dan sepakat mendahulukan pekerjaan.

Begitu telpon berdering, pekerjaan yang tertunda itu sudah saya rampungkan. Hasilnya, saya lega, tentram dan gembira luar biasa. Loch ini belum sampai meditasi, cuma gara-gara merampungkan pekerjaan koq sudah tenteram begini. Maka rumus menentramkan diri itu ternyata, cukup dengan merampungkan pekerjaan pada waktunya, menghindari masalah secepatnya dan hidup dengan sedikit mungkin masalah.  
        

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar dan komentarnya jangan bernada spam ya.

 
© 2010 SUFI UNDERGROUND powered by Blogger
Template by Fresh Blogger Templates | Blogger Tutorial | Re-Designed by: X-Lab Project